Selasa, 26 Juni 2012

Yaoi

Yaoi (やおい?)[nb 1] juga dikenal dengan nama Boys' Love, adalah sebuah istilah populer dalam bahasa Jepang yang merujuk pada genre penerbitan media fiksi yang berfokus pada hubungan antar pria yang bersifat homoerotis maupun homoromantis. Yaoi umunya ditujukan dan dibuat oleh wanita.
Sebagian orang Barat menganggap yaoi sama dengan shōnen-ai, yang berisi tema-tema yang hampir sama; walau demikian, materi shōnen-ai tidak eksplisit secara seksual. Fenomena yaoi telah menyebar ke luar Jepang: contohnya yaitu, munculnya kini apa yang disebut "yaoi Amerika".
Sebagian besar yaoi dibuat oleh perempuan, untuk perempuan. Setidaknya seorang antropolog menyebutkan bahwa yaoi adalah sebuah produk persilangan antara dua budaya tabu yang cukup universal: homoseksualitas dan kebebasan perempuan atas ekspresi seksual. Isi yaoi beragam mulai dari situasi romantis dengan materi dewasa yang sedang hingga subgenre yang mengandung fetishisme, meliputi anthropomorphisme, cosplay, seks tidak konsensual atau "non-con", monster, incest, orgies, shotacon, dan ilustrasi-ilustrasi tabu lain yang beragam mengenai homoseksualitas.


Etimologi

Yaoi merupakan singkatan dari frasa Jepang 「ヤマなし、オチなし、意味なし」 (yama nashi, ochi nashi, imi nashi), seringkali diterjemahkan menjadi "tidak ada klimaks, tidak ada poin, tidak ada permasalahan." Istilah ini muncul dan pertama kali digunakan di Jepang, barangkali sejak awal 1970-an, untuk mendeskripsikan doujinshi berisi parodi humor dan aneh; namun kemudian merujuk hanya pada materi homoseksual antar-lelaki yang eksplisit secara seksual. Yaoi bukan istilah umum di Jepang; melainkan hanya spesifik bagi subkultur otaku.

Penggunaan

Penggunaan istilah yaoi cukup beragam. Beberapa bersikeras bahwa istilah ini harusnya digunakan hanya untuk doujinshi, sedangkan yang lainnya mengklaim bahwa istilah ini hanya merujuk pada materi yang diterbitkan oleh penerbit Jepang yang berspesialisasi dalam yaoi. Mayoritas fans, walau demikian, menggunakan istilah tersebut untuk manga dan anime mana pun yang bertema homoseksualitas pria. Walau yaoi kadangkala digunakan untuk merujuk substansi homoseksual lelaki dalam film dan media cetak, secara khusus dalam karya-karya yang diciptakan para wanita, penggunaan ini secara umum dianggap sebagai suatu penyalahgunaan istilah. Artis-artis profesional Jepang, seperti Kodaka Kazuma, berhati-hati membedakan karya mereka sebagai "yaoi", bukannya "gay", saat menjelaskannya kepada audiens yang berbicara dalam bahasa Inggris.

Seme dan Uke

Dua pihak dalam suatu hubungan yaoi seringkali disebut sebagai seme ("penyerang") dan uke ("penerima"). Walau istilah ini berasal dari ilmu bela diri, keduanya telah digunakan dalam konteks seksual selama berabad-abad dan tidak mengandung konotasi negatif. Seme diturunkan dari kata kerja bahasa Jepang semeru ("menyerang") dan uke dari kata kerja ukeru ("menerima"). Walau kaum gay biasanya menggunakan istilah "top" dan "bottom", seme dan uke lebih serupa dengan "pelempar" dan "penangkap".
Seme seringkali ditampilkan sebagai stereotipe laki-laki dalam kultur anime dan manga: kalem, kuat secara fisik, dan/atau protektif. Seme biasanya memiliki rahang yang lebih kokoh, rambut yang lebih pendek, dan penampilan yang lebih maskulin daripada uke.
Uke biasanya lebih androginus atau feminin dalam penampilannya dan seringkali memiliki tubuh yang lebih kecil dan kadang-kadang secara tidak realistis memiliki perilaku yang cenderung seperti anak perempuan. Si uke biasanya lebih dahulu jatuh cinta sebelum si seme.
Walau stereotipe ini sangat umum, tidak semua karya yaoi seperti itu. Sebagai contoh, beberapa cerita yang diterbitkan Be x Boy menampilkan cerita dengan tema seperti seme yang lebih muda atau peran seme dan uke yang dapat ditukar. "Aturan tinggi badan", implikasi bahwa yang berbadan lebih tinggi memiliki kekuatan yang lebih besar, juga kadang-kadang dilanggar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar