Selasa, 26 Juni 2012

Belajar Alkimia

Alkimia adalah protosains blablabla, itu yang saya dapat di wikipedia (dan di blog-blog plagiat?), dan saya kurang puas dengan informasi tersebut…
Karena itu saya pikir kalau mau tahu alkimia lebih baik baca saja buku alkimia, eits! tapi bukan buku-buku “tentang alkimia”, yang isinya biasanya sudut pandang seseorang tentang alkimia, disertai hipotesis-hipotesis sejarah, tokoh-tokoh, dll, tapi hampir-hampir tidak berisi pengetahuan alkimia (tapi mungkin merupakan bacaan yang cocok bagi penikmat misteri), melainkan yang dicari yang benar-benar buku alkimia (yang ditulis oleh alkemis)
Pengennya sih belajar alkimia di salah satu perguruan tinggi negeri mahal bergengsi, biar ada teman belajar, ada dosen pengajar, kurikulum yang terarah, fasilitas belajar, dll, sampe dapet gelar S1 sarjana alchemy hahaha!, mana ada jurusan begituan? (klo ada kasih tau dong)
Tapi karena sekolah alkimia adanya di luar negeri (paracelsus college, pon seminar), maka satu-satunya cara belajar alkimia tanpa ngurus paspor adalah dari literatur alkimia yang berformat ebook, yang ternyata, setelah minta bantuan mbah google, berlimpah dan gratis, tinggal donlod di jagad internet (mungkin kehendak Tuhan), atau beli buku di amazon.com (siap-siap kartu kredit).
Buku yang enak dibaca diantaranya adalah karya-karya paracelsus dan karya para alkemis setelah paracelsus, karena tulisan alkemis sebelum era paracelsus biasanya susah dimengerti (tata bahasa kuno, mengandung simbolisme berat, anagram, dan permainan kata-kata), bahkan mengandung jebakan (kesalahan yang entah disengaja maupun tidak) yang ditujukan untuk orang yang awam alkimia. Untuk pemula saya rekomendasikan buku “Real Alchemy” karya Robbert A. Bartlett (yang bisa dipreview di book.google.com), secara si alkemis (yang juga sarjana kimia) masih hidup (jadi bisa kirim email?), bahasanya modern (bukan bahasa abad 17), dan isinya mudah dipahami (teori & praktikal).
… ya betul, alkimia itu ada, dan alkemis masih hidup sampai sekarang, bukan karena yang dulu hidup abadi, tapi karena muncul generasi alkemis baru (angkatan abad 20, yang dipersenjatai termometer digital dan hotplate dengan thermostat, hahaha)
Setelah membaca buku-buku alkimia, saya dengan senang hati akan mengecewakan para penggemar FullMetal Alchemist diluar sana, bahwa, alkimia yang sebenarnya bukanlah seperti yang di itu komik, tidak pakai menggambar lingkaran dan bertepuk tangan, tidak pakai korban daging/nyawa, yang di itu komik malah lebih mirip magick daripada alkimia (walaupun magick mungkin bisa dipakai membantu alkimia… kompor magick misalnya?), dan alkimia yang sebenarnya mungkin di hati para fans FMA akan bersinonim dengan kata “membosankan” atau “merepotkan” (tapi jangan salah lo, saya juga suka itu komik, keren)
Dan saya tahu di buku harry sang potter juga terdapat nama nicholas flamel, seperti halnya di buku the alchemyst (michael scott), namun kedua buku itu sama saja dengan FMA, yaitu: fiksi fantasy, yang mungkin sama sekali tidak mengadakan cukup research untuk mengindahkan realitas alkimia (lain halnya dengan the alchemist karya paulo coelho)
Gambaran besar dari alkimia yang sebenarnya adalah penyempurnaan/pemurnian material agar virtue(khasiat)nya meningkat, keluar, terbebaskan dari penjara impuritas, sehingga dapat digunakan sebagai medicine (untuk manusia, hewan, tumbuhan, maupun mineral dan logam), dengan tujuan penyembuhan maupun inisiasi. Walaupun bisa dimanfaatkan untuk teknologi tapi tetap saja fokus utamanya adalah medicine.
Dalam mempelajari alkimia terdapat berbagai rintangan-rintangan (seperti halnya matematika, fisika, kimia, dan aksara jawa/bali), selain bahasa inggris (jaman gini gak bisa english!?), rintangan yang paling pertama kelihatan adalah jargon dan simbol, secara orang awam akan dibuat bingung karena tidak mengerti arti yang dimaksud dari kata/simbol tersebut, karena entah kenapa si alkemis menggunakan kata yang sudah digunakan secara umum, untuk menunjuk suatu substansi khusus (mungkin seperti menggunakan kata “anjing” untuk menyebut substansi “air kapur”, jadi contoh ngawurnya seperti berikut= rebus anjing segar sampai tinggal 1/4 volumenya lalu gumpalkan dengan sinar matahari, tuangkan 1 bagian dengan 6 bagian red wine, minum 1 gelas setiap pagi, kebayang nggak kalo tu resep dipraktekkan oleh yang gak ngerti?)
Simbol dan jargon dasar yang perlu dimengerti pertama-tama ialah simbol-simbol dan alias dari seven metals, dan simbol serta pengertian dari tria essentia = sulphur, mercury, salt, (khususnya mercury, yang sering bikin bingung). Setelah itu pengertian dari nama-nama operasi alkimia (segala yang berakhiran -ion), serta pengertian peristiwa-peristiwa yang terjadi terhadap substansi yang melalui suatu proses/operasi (analisis resep)
Rintangan berikutnya (kalau berniat praktek) tentu saja adalah peralatan-peralatan (yang mungkin relatif mahal untuk masyarakat negara dunia ketiga/terkutuk?), secara proses-prosesnya membutuhkan paling tidak (kalau mau serius) instrumen dasar laboratorium kimia berupa gelas-gelas/botol tahan panas (borosilicate) dan sumber panas konstan yang bisa dipakai (dinyalakan) sekitar 2 minggu sampai 1 bulan nonstop (pilih yang hemat listrik?)…
Belum lagi bahan baku (khususnya wine, herbal nontropis, dan logam-logam) yang susah dicari/dibeli, bahkan saking “mahal”nya untuk ber-alkimia-ria sampai-sampai seorang alkemis menyarankan para alkemis wannabe untuk menikahi wanita kaya terlebih dahulu (hmm… ide bagus, betul?… ada referensi?)
Karena itu lebih baik pelajari teorinya dulu sampai benar-benar hafal dan mengerti, tertanam jelas di dalam hati, baru laksanakan praktek setelah dana mencukupi (setelah “janda” mencukupi?) untuk menghindari kesalahan fatal (lebih baik salah saat teori daripada saat praktek) dan supaya tidak berakhir boros
hah, setelah menuliskan paragraf-paragraf diatas mungkin saya terlihat seperti ahli alkimia (atau sok ahli), tapi bukan, saya cuma tahu sedikit, masih belajar, masih banyak yang belum saya mengerti, dan yang jelas masih butuh dana (dana atau janda?) untuk belajar/praktek alkimia lebih lanjut.
btw ada yang tertarik belajar alkimia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar